Bismillahi Ar-Rahmani Ar-Rahimi
BARRY KUSUMA
Karapan sapi Madura.
Pulau
Madura tidak hanya dikenal sebagai penghasil garam, tetapi juga
penghasil sapi-sapi pacuan yang berkualitas sangat baik. Tidak jarang
sang pemilik sapi mempersiapkan sapi pacuannya dengan memberikan pijatan
khusus dan makanan tidak kurang dari 80 butir telur setiap harinya,
agar stamina dan kekuatan sapi sapi tersebut terjaga.
Bahkan
perlakuan istimewa sapi sapi tersebut di beberapa rumah terlihat ada
yang menghiasi garasi bukan dengan mobil tetapi malah sapi tersebut yang
berada di garasi rumah. Maklum saja karena untuk sapi yang memenangkan
pertandingan dapat mencapai harga Rp 75 juta per ekornya.
Dalam
perayaan karapan sapi ini, harga diri para pemilik sapi dipertaruhkan.
Kalau mereka dapat memenangkan pertandingan, selain hadiah uang didapat
biasanya hadiah dari pertaruhan juga mereka dapatkan. Kalau mereka kalah
dalam pertandingan ini, harga diri pemilik jatuh dan mereka habis uang
yang tidak sedikit untuk karapan sapi ini. Karena perawatan sapi–sapi
sebelum pertandingan mahal, dan biasanya mereka menyewa dukun agar
menjaga sapinya selamat dari serangan jampi-jampi musuh mereka.
Perayaan
besar karapan sapi ini diadakan sekali dalam setahun, tetapi untuk
menuju final harus memenuhi beberapa tahapan terlebih dahulu.
Ada
dua macam perayaan karapan sapi di Madura. Pertama adalah Presiden Cup
dan Bupati Cup. Untuk Bupati Cup biasanya diadakan dua dalam setahun.
Para pemenang Bupati Cup ini biasanya akan melanjutkan pertandingannya
ke Presiden Cup. Untuk para fotografer, momen yang bagus adalah pada
saat Bupati Cup.
Karapan sapi. (BARRY KUSUMA)
Dalam
karapan sapi, para penonton tidak hanya disuguhi adu cepat sapi dan
ketangkasan para jokinya. Sebelum memulai para pemilik biasanya
melakukan ritual arak-arakan sapi di sekeliling pacuan disertai alat
musik seronen, perpaduan alat musik khas Madura sehingga membuat acara
ini menjadi semakin meriah.
Panjang rute lintasan karapan sapi
tersebut antara 180 sampai dengan 200 meter yang dapat ditempuh dalam
waktu 14-18 detik. Tentu sangat cepat kecepatan sapi–sapi tersebut.
Selain kelihaian joki terkadang bambu yang digunakan untuk menginjak
sang joki melayang di udara karena cepatnya kecepatan sapi sapi
tersebut.
Untuk memperoleh dan menambah kecepatan laju sapi
tersebut, pangkal ekor sapi dipasangi sabuk yang terdapat penuh paku
yang tajam dan sang joki melecutkan cambuknya yang juga diberi duri
tajam ke arah bokong sapi.
Tentu saja luka ini akan membuat sapi
berlari lebih kencang, tetapi juga menimbulkan luka di sekitar pantat
sapi. Setelah bertanding sapi tersebut diberi istirahat beberapa waktu
agar luka itu sembuh. Sapi yang dipertandingkan di karapan ini hanya 2
sampai dengan 3 kali saja dan tidak boleh lebih.
Jarak pemenang
terkadang selisih sangat tipis, bahkan tidak jarang hanya berjarak 1-2
detik saja, dan hal ini terkadang membuat pihak yang kalah memprotes.
Tetapi mereka diberikan kesempatan untuk bertanding lagi dengan yang
kalah. Saat yang membahagiakan bagi para pemenang adalah selain mendapat
hadiah, biasanya hadiah taruhan juga mereka dapatkan. Selain itu harga
sapi pemenang dapat melambung tinggi. (BARRY KUSUMA)
Sumber :www.alambudaya.com
Editor : Agus Riyadi
1 komentar:
nice post,
selain di madura ternyata sumatera barat memiliki potensi yang sama dalam tradisi balapan sapi,
silahkan kunjungi balik untuk paket perjalanannya.
terimakasih
Posting Komentar